Ketika Penulis Patah Hati
Oleh Achmad Marzuki
Pegiat Farabi Institute, Anggota CSS MoRA IAIN Walisongo Semarang
Siapa pun jika dihadapkan pada cinta
akan selalu terlupa dengan logika akal sehat. Terkadang tindakan mereka sungguh
tidak terduga. Melihat drama kolosal banyak sekali para pecinta yang rela
melakukan apapun guna mendapatkan pasangan tercinta. Hal ini tidak hanya
dilakukan para pecinta tetapi pula pada orang-orang yang putus cinta. Patah
hati memang sulit disembuhkan. Namun, bagaimana jika yang patah hati itu adalah
penulis?
On a Journey menceritakan seorang penulis yang patah hati. Sebagai seorang
penulis, Rubi Tuesday, tokoh utama dalm novel, menjadi sangat percaya diri dengan rekahan
cinta di hatinya. Seolah-olah dialah yang memegang kendali. Rubi mengungkapkan
rasa sukanya pada Stine. Tetapi Stine merasa pertemanan adalah yang terbaik.
Lelaki tidak butuh waktu menjawab pertanyaan. Stine menjawab langsung tanpa
jeda.
Awalnya Rubi merasa itu hal biasa,
tidak masalah. Tetapi setibanya di rumah dada Rubi terasa sesak. Rubi sadar
ternyata dia benar-benar mencintai Stine dan ia ditolak. Patah hati. Dalam
keadaan limbung, dia mendapat pesan singkat dari Stine untuk saling bertemu di
kedai kopi tempat langganan mereka. Namun saat Rubi datang dan menunggu, Stine
tak kunjung datang. Dalam perjalanan pulang, Rubi melihat Stine pulang kerja.
Tetapi Stine malah menghindari Rubi (hlm. 10-14).
Rubi merasa dipermainkan. Dia
memutuskan untuk melupakan Stine dan melakukan perjalanan. Mengikuti saran novel
yang dibuatnya sendiri beberapa minggu lalu. Tujuan Rubi hanya satu, pergi
sejauh-jauhnya dari Stine. Ia ingin pergi ke Diavabre, nama paling kecil dalam
peta. Namun sebelum sampai tujuan, bus tumpangan Rubi mogok dan memaksanya
turun. Padahal perjalanan masih empat jam lagi.
Sekarang Rubi terdampar di tempat
yang sama sekali belum pernah dikenalnya. Dengan bermodal sepeda, dia mengayuh
pedal, melaju tanpa tujuan jelas dalam artian tidak tahu arah. Rubi terus
mengayuh pedal sepeda. Bila malam tiba, ia mencari pom bensin atau bangunan
besar berteras untuk menggelar terpal dan tidur. Rubi menjadi gelandangan di
tempat dan orang-orang asing.
Suatu kali Rubi bertemu Dave,
seorang pengendara motor yang melaju kesetanan dengan kecepatan alap-alap. Datang
mendekat dan menawarkan tumpangan. Maksudnya tumpangan kaki pada pancatan
motor. Namun sebelum kaki Rubi menginjak pancatan dengan betul. Dave segera
melaju dan keseimbangan Rubi hilang hingga akhirnya ia ditindih sepeda
rombengannya. Mereka mengulang kembali. Berhasil. Dan berpisah di perempatan
jalan (hlm. 56-67).
Sudah lebih dari tiga hari Rubi
mengayuh sepeda, makan seperlunya, tidur di emperan bagungan besar, tersengat
terik matahari di siang hari, dan diterkam dinginnya malam. Kondisi tubuh Rubi
cukup fit. Rubi mengira jika diterus-teruskan, sakit tidak akan segan lagi
untuk hinggap. Saat Rubi makan di sebuah warung makan, dia meminta pada pelayan
ibu-ibu untuk menginap sekadar satu malam saja di rumahnya. Ia diperbolehkan.
Dengan kebaikan hati ibu pelayan, Rubi
dapat menginap beberapa hari. Rubi juga ikut bekerja di warung makan sebagai
pencuci piring. Banyak pelajaran yang didapat di sini. Pelajaran tertawa dari
pemilik warung, Samuel, pelajaran tegar dari si tukang tanak, Roberto,
pelajaran menghadapi masalah dari pelayan lelaki pendiam, Jim, dan pelajaran
menghargai hidup dari si pelayan ibu-ibu bernama Ros.
Sepeda terus dikayuh. Rubi mampir di
minimarket sekadar untuk numpang toilet. Namun sepeda rombengnya hilang saat
keluar. Maling sepeda masih terlihat, Rubi segera mengejar. Rubi terhalang
lampu merah dan sepeda bercat hijaunya telah pergi. Perjalanan terus berlanjut
walau dengan berjalan kaki. Kaki terus melangkah, menapaki bumi trotoar setapak
demi setapak. Seorang gadis hamil bercucuran darah mendatangi Rubi, meminta
tolong. Rubi membantunya ke rumah sakit dan mengantarnya pulang ke apartemen. Rubi
terpaksa menginap karena diminta gadis buncit tersebut, Sofi (hlm. 178-193).
Ternyata Sofi adalah gadis yang
hamil di luar nikah. Dia sekarang bersama pacarnya dan kabur dari orangtua
karena kandungannya disuruh digugurkan. Dua hari Rubi menginap bersama wanita
cerewet. Akhirnya Rubi bertemu pacar sofi yang ternyata adalah si pencuri
sepeda, Bili. Sofi segera melahirkan. Ayah ibunya datang menengok. Orangtuanya
bertengkar keras di luar. Tetapi dari pasangan Sofi-Bili lah Rubi belajar
bertanggungjawab. Tidak lari dari kenyataan dan berani menghadapi masalah.
Data Buku
Judul : On a Journey
Penulis : Desi Puspitasari
Penerbit : Bentang Pustaka,
Yogyakarta
Cetakan : I, Januari 2013
Tebal : 262 Halaman
ISBN : 978-602-7888-01-2
*Pernah tayang di Rimanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar