Minggu, 19 Mei 2013

Resensi Balada Si Roy jilid 2



Jalan Terjal Si Roy
Oleh Achmad Marzuki
Pegiat Farabi Institute, Anggota CSS MoRA IAIN Walisongo Semarang

Buku ini adalah buku kedua dari Balada Si Roy. Setelah sekian lama avonturir dari Banten hingga Yogyajarta dan Solo di buku pertama yang berakhir di pesantren. Roy sangat rindu pada ibunda tercinta. Begitulah kesalahan para petualang; memberitahu atau menerima kabar dari rumah. Rindu tak dapat ditolak. Setelah pulang dari perjalanan jauh, pengembaraan yang belum lengkap. Petualang jalan itu kini dihadapkan pada kenyataan hidup yang pahit; ibunya yang tak lagi muda mulai sakit-sakitan. Sekolahnya terlantar dan yang paling menyebalkan dewi Venus telah dibidik seorang pemburu.
Kali ini gol a gong memilih Rendez-vous sebagai judul besarnya. Makna dasar dari rendez-vous adalah pertemuan sesaat. Dari sini sebenarnya hati Roy masih tertancap dalam di hati sang Dewi Venus. Pertemuan sesaat itu diperuntukkan Ani yang telah berkeluarga. Pertemuan sesaat yang dijanjikan berlokasi di penjualan kaset. Pertemuan kecil itu juga hanya diisi dengan obrolan kecil. Tentang bagaimana Ani bisa dinikahkan. Semuanya terjadi di luar rencana.
Gol A Gong masih setia dengan sajak-sajaknya saat mengawali judul kecilnya. Perasaan hati Roy tertuang dalam sajak Toto ST Radik; “gadis mAnis//jangan biarkan sunyi mengiris-irisku lagi//telah cukup perjalanan lelahku//menempuh beratus putaran jarum jam//melewati duri sangsi dan nyeri hari-hari//kirimkan ombakmu senantiasa//agar bertemu kita//lumat di muar” (hlm. 35). Sepertinya hati Roy benar-benar remuk. Tetapi Roy bukanlah orang yang mudah menyerah. Roy adalah orang yang mudah merubah suasana hati karena dia adalah serigala.
Apa kalian pernah mengenal serigala? Ia adalah hewan yang tak pernah puas. Selalu saja mencari yang lebih dan lebih. Sebagai remaja pemilik darah muda Roy menyenangi keindahan yang timbul dari perempuan cantik nan menarik. Hanya bermodal melempar kulit kacang pada salah seorang pemain basketwanita, sekarang Roy malah pacaran dengannya, Jesse namanya. Menjelang pertandingan final Jesse tidak beminat mengikuti lomba tersebut. Jesse ada masalah dan membuatnya resah tak bisa konsentrasi.
Tetapi Roy membawanya ke pantai, menuruh Jesse agar melepas keresahan dan masalah hidupnya pada ombak. Tiap deburan ombak dianggapnya bagai pesikat masalah. Tanpa sadar bibir Roy mencubit bibir Jesse. Sejenak ciuman hangat itu diterimanya dengan diam. Jesse, perempuan keren itu telah jatuh di pelukan Roy. Sepulang dari pantai, semangat juang Jesse kembali lagi dan berniat mengikuti turnamen kejuaraan basket tersebut.
Roytidak suka suasana yang muram. Makanya saat dia kencan dengan Jesse dan saat diajak bercumbu Jesse menolak. Walhasil Jesse merasa risih karena kencan kali ini di bioskop. Karena Roy merasa bosan dengan suasana suram, akhirnya Roy memilih tidur. Film selesai, Roy ditinggal sendirian oleh Jesse. Sejak itu, Roy tidak mau peduli lagi dengan Jesse. Karena Roy memang serigala, tidak mau kalah dan tinggal mencari yang lain. Mencari kebahagiaan di luar pacaran.
Jika ada yang bilang bahwa kebahagiaan banyak macamnya, Roy percaya itu. Kebahagiaan bisa muncul saar bersama orangtua, atau saat disambangi kecupan sang pacar, atau dari permainan yang mengasikkan, tetapi pertemuan dengan sahabat lama juga termasuk salah satu kebahagiaan yang tertandingi.Roy bertemu dengan teman semasa SMP. Mereka mengadakan gonjlengan, begadang semalaman dengan hidangan makanan yang dimasak sendiri. Malam itu pula, pesta mereka kedatangan maling amatiran. Dan terjadilah perkelahian (hlm. 87).
Dari perkelahiannya dengan maling amatir, Roy dihadiahi luka sabetan parang di punggungnya. Belum kering lukanya, Roy pergi ke tempat sabung ayam. Lokasi sabung ayam ini sebenarnya rahasia, hanya anggota tetap yang mengetahuinya. Iwin salah satunya. Di tengah seru-serunya sabung ayam hingga mati, sirine polisi mengaung. Kontan para pecinta sabung ayam karut-marut mencari celah. Iwin dan Roy meloncat ke parit becek penuh lumpur. Mereka berhasil kabur.
Kegetiran yang dimunculkan Gol A Gong sungguh menarik. Di buku kedua ini, tak henti-hentinya Gol A Gong memberi kejutan-kejutan konflik tak terduga.Roy dan Iwin kabur ke rumah Novi, perempuan yang dirayu Roy lewat radio sebelum pergi ke sabung ayam. Ternyata Novi adalah gebetan Iwin yang pada malam itu pun dia sedang sweet seventeen. Tetapi pesta ulangtahun Novi diganggu Borsalino. Semua itu dapat diatasi karena Roy telah berbaikan dengan Dullah, pentolan Borsalino.
Balada Si Roy terbitan Gramedia Pustaka Utama yang terbaru ini satu buku berisi dari dua judul besar. Judul keduanya bertema besar Bad Day. Dari judulnya saja telah kelihatan bahwa isinya adalah kemalangan-kemalangan yang ditimpakan pada remaja bandel ini. Dalam dunia sastra, mendung selalu dijadikan diksi bahwa suasana seseorang sedang dirundu masalah.
Walau pada bab dua ini berjudul besar Bad Days, isinya tidak selalu berisi kemurungan. Bagian akhir dari buku ini, gejolak avonturirRoy muncul lagi. Tak tertahankan. Untuk mempersiapkan bekal, Roy bekerja paruh waktu. Remaja yang bekerja memang ada positifnya tetapi harus tahan muka karena akan diejek oleh teman sejawatnya. Kali ini Roy telah siap melanjutkan ovonturirnya yang belum lengkap.

Data Buku
Judul : Balada Si Roy, Jilid II, Rendez-vous–Bad Days
Penulis : Gol A Gong
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan : November 2012
Tebal : 242 Halaman
ISBN : 978-979-22-9029-5

*Pernah tayang di Kompas.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar