Langkah Nekat
Sang Avontur
Oleh Achmad
Marzuki
Pegiat Farabi
Institute, Anggota CSS MoRA IAIN Walisongo Semarang
Rencana avontur untuk
keliling Sumatra yang telah Roy rencanakan dengan matang gagal total setelah
datangnya telegram dari Spider, kawan SMP dulu. Sang bunda yang memang kurang
begitu setuju dengan rencana anak lelaki semata wayangnya menjadi kian senang. Tetapi
kedatangan spider tidak terlalu membosankan, mereka mengajak Roy memuncak.
Gunung memang indah, magis dan penuh misteri. Ibarat wanita yang selalu
menawan. Pantas saja pecinta alam tidak pernah bosan menyusuri lekukan gunung.
Has Gol A Gong dalam Balada
Si Roy tidak pernah absen dengan sajak-sajak indah di muka cerita. Kini diawali
oleh sajak penuh gelora, “dunia adalah milik orang-orang pemberani” begitu kata
pepatah lama. Sepertinya Gol A Gong menuntun Roy untuk menjadi lelaki
pemberani. Kalau membaca jilid pertama, kedua, dan ketiga, pembaca pasti
menemukan perkelahian Roy di tiap bab. Tetapi, apakah yang dimaksud pemberani
adalah selalu menang dalam pertarungan? Sepertinya bukan begitu.
Spider adalah kelompok pemersatu,
keempat anggotanya berbeda suku; Roy sendiri dari tanah Banten, Yuke peranakan Cina,
Jimmy orang Manado, dan Posma si Batak. Agenda selanjutnya setelah dari paku
bumi, mereka berencana memerkosa lautan. Menjadi manusia laut harus benar-benar
berani. Bayangkan saja, di tengah laut tak bertepi, malam hari, angkasa hanya
bertabur lautan bintang. Menjadi manusia laut harus pintar membaca bintang.
Spider banyak tahu hal ini dari nahkoda kapal.
Gol A Gong tak mungkin
melupakan konflik dalam ceritanya. Di saat indah-indahnya memandang taburan
bintang, Yuke terjatuh ke laut. Untungnya dua awak kapal sergap menolong.
Penyebabnya, Yuke ingin kencing dan terpeleset setelah ombak menerjang badan
kapal. Bencana atau masalah bagi pemuda memang selalu dinantikan untuk
ditaklukkan; pemuda selalu ingin dikatakan pemenang dan pemberani. Begitu pula Roy,
Yuke, Posma, dan Jimmy.
Spider menjadi retak
setelah Roy memukul rahang Jimmy saat pulang ke banten. Hal itu terjadi karena
mereka berbeda pendapat. Jimmy ingin Roy pamit dengan baik-baik pada bundanya.
Tetapi Roy tak mau repot, dia ingin melanjutkan rencana awalnya; menyusuri
Sulawesi. Terbukti ransel Roy berisi banyak perlengkapan bertualang. Jimmy
kaget bukan kepalang. Turun dari bus, Jimmy mengajak Roy duel. Mereka telah
lama berteman dan saling memahami satu sama lain. Dan itu artinya ajakan Jimmy
tidak main-main.
Tetapi Roy tidak mau
bonyok sebelum memulai perjalanan. Roy kabur ke jogja, meneruskan rencana
awalnya. Sebelum pergi, Roy menyempatkan diri untuk pamit pada wanita yang
disayanginya; suci. Kedua insan ini bukan hanya mengenal cinta monyet, mereka
saling mengasihi. Di dalam bus perjalanan ke jogja. Roy melihat perempuan
menarik dengan bibir basah penuh pikat. Roy seperti semut, tidak mau melewatkan
jika bertemu gula. Sayangnya, perempuan manis itu tak menyebut nama.
Seperti petualang
lainnya. masalah utamanya berupa cinta dan wanita. Sebagai petualang tidak
boleh benar-benar jatuh cinta dalam perjalanannya, karena itu akan menjadi
belenggu dan tidak bisa melanjutkan avonturirnya. Roy hanya menikmati indahnya
makhkluk tuhan bernama perempuan. Gol A Gong tak mungkin melewatkan wanita
menarik dalam hidup Roy.
Seperti buku
sebelumnya, tiap jilid memiliki dua bab besar. Bab pertama buku ini bertema
besar telegram. Artinya, rencana besar Roy terbengkalai setelah kedatangan
telegram spider. Bab kedua berjudul kapal. Artinya, rencana avontur ke Sulawesi
tetap dilaksanakannya walaupun dengan cara yang lain. Roy memang lelaki yang
keras kepala. Tiap memiliki keinginan, harus selalu terlaksana. Pada bab kedua,
pembaca diajak mengenal kepulauan terpencil di negeri Indonesia.
Dalam kapal pelayaran
menuju ambon Roy menemukan banyak hal. Yang pertama tentu adalah kawan; lelaki,
untuk teman ngobrol dan perempuan, untuk teman kesepian. teman perempuan Roy
kini lebih tua darinya. Setelah bercumbu ria, Roy baru tahu ternyata perempuan
bernama aisah itu adalah perempuan miliader yang tiap harinya selalu mengurus
beberapa perusahaan warisan ayahnya. Aisah masih lajang. Roy sempat ke rumahnya
dan diajak ke pantai losari saat kapal menepi.
Petualangan Roy
berlanjut ke suku Nowaulu. Dari kepala suku, Roy mengetahui bahwa arti Nowaulu
berasal dari dua kata nowa (air) dan ului (hulu). Sebenarnya mereka tinggal di
hulu sungai, tetapi setelah turun aturan pemda, mereka turun gunung dan
beranak-pinak di pesisir pantai. Di suku Nowaulu, Roy bertemu nona, perempuan
yang duduk di bangku sekolah SMP. Nona selalu menanyakan bagaimana suasana
kota, suasana jawa. Roy menceritakan enak dan tidaknya tinggal di jawa.
Nona adalah tunas
bangsa yang rajin membaca dan bertanya. Rencana awal Roy ingin mengunjungi
irian jaya, tetapi rasa rindu pada sang bunda kian menyesak. Apalagi avonturirnya
kali ini tanpa izin. Nekat. Roy harus segera kembali ke banten dan meminta maaf
pada bundanya yang tak lagi muda dan kerap sakit-sakitan. Sakit rindu pada ayam
jagonya. Kau harus segera pulang Roy, temuilah bundamu!
Data Buku
Judul: Balada Si Roy, Jilid
4, Telegram-Kapal
Penulis: Gol A Gong
Penerbit: Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan: November 2012
Tebal: 212 Halaman
Harga: Rp. 40.000,00
*Pernah tayang di Berita99.com
http://www.berita99.com/review/8072/langkah-nekat-sang-avontur
http://www.berita99.com/review/8072/langkah-nekat-sang-avontur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar