Minggu, 19 Mei 2013

Resensi Balada Si Roy jilid 4



Langkah Nekat Sang Avontur
Oleh Achmad Marzuki
Pegiat Farabi Institute, Anggota CSS MoRA IAIN Walisongo Semarang

Rencana avontur untuk keliling Sumatra yang telah Roy rencanakan dengan matang gagal total setelah datangnya telegram dari Spider, kawan SMP dulu. Sang bunda yang memang kurang begitu setuju dengan rencana anak lelaki semata wayangnya menjadi kian senang. Tetapi kedatangan spider tidak terlalu membosankan, mereka mengajak Roy memuncak. Gunung memang indah, magis dan penuh misteri. Ibarat wanita yang selalu menawan. Pantas saja pecinta alam tidak pernah bosan menyusuri lekukan gunung.
Has Gol A Gong dalam Balada Si Roy tidak pernah absen dengan sajak-sajak indah di muka cerita. Kini diawali oleh sajak penuh gelora, “dunia adalah milik orang-orang pemberani” begitu kata pepatah lama. Sepertinya Gol A Gong menuntun Roy untuk menjadi lelaki pemberani. Kalau membaca jilid pertama, kedua, dan ketiga, pembaca pasti menemukan perkelahian Roy di tiap bab. Tetapi, apakah yang dimaksud pemberani adalah selalu menang dalam pertarungan? Sepertinya bukan begitu.
Spider adalah kelompok pemersatu, keempat anggotanya berbeda suku; Roy sendiri dari tanah Banten, Yuke peranakan Cina, Jimmy orang Manado, dan Posma si Batak. Agenda selanjutnya setelah dari paku bumi, mereka berencana memerkosa lautan. Menjadi manusia laut harus benar-benar berani. Bayangkan saja, di tengah laut tak bertepi, malam hari, angkasa hanya bertabur lautan bintang. Menjadi manusia laut harus pintar membaca bintang. Spider banyak tahu hal ini dari nahkoda kapal.
Gol A Gong tak mungkin melupakan konflik dalam ceritanya. Di saat indah-indahnya memandang taburan bintang, Yuke terjatuh ke laut. Untungnya dua awak kapal sergap menolong. Penyebabnya, Yuke ingin kencing dan terpeleset setelah ombak menerjang badan kapal. Bencana atau masalah bagi pemuda memang selalu dinantikan untuk ditaklukkan; pemuda selalu ingin dikatakan pemenang dan pemberani. Begitu pula Roy, Yuke, Posma, dan Jimmy.
Spider menjadi retak setelah Roy memukul rahang Jimmy saat pulang ke banten. Hal itu terjadi karena mereka berbeda pendapat. Jimmy ingin Roy pamit dengan baik-baik pada bundanya. Tetapi Roy tak mau repot, dia ingin melanjutkan rencana awalnya; menyusuri Sulawesi. Terbukti ransel Roy berisi banyak perlengkapan bertualang. Jimmy kaget bukan kepalang. Turun dari bus, Jimmy mengajak Roy duel. Mereka telah lama berteman dan saling memahami satu sama lain. Dan itu artinya ajakan Jimmy tidak main-main.
Tetapi Roy tidak mau bonyok sebelum memulai perjalanan. Roy kabur ke jogja, meneruskan rencana awalnya. Sebelum pergi, Roy menyempatkan diri untuk pamit pada wanita yang disayanginya; suci. Kedua insan ini bukan hanya mengenal cinta monyet, mereka saling mengasihi. Di dalam bus perjalanan ke jogja. Roy melihat perempuan menarik dengan bibir basah penuh pikat. Roy seperti semut, tidak mau melewatkan jika bertemu gula. Sayangnya, perempuan manis itu tak menyebut nama.
Seperti petualang lainnya. masalah utamanya berupa cinta dan wanita. Sebagai petualang tidak boleh benar-benar jatuh cinta dalam perjalanannya, karena itu akan menjadi belenggu dan tidak bisa melanjutkan avonturirnya. Roy hanya menikmati indahnya makhkluk tuhan bernama perempuan. Gol A Gong tak mungkin melewatkan wanita menarik dalam hidup Roy.
Seperti buku sebelumnya, tiap jilid memiliki dua bab besar. Bab pertama buku ini bertema besar telegram. Artinya, rencana besar Roy terbengkalai setelah kedatangan telegram spider. Bab kedua berjudul kapal. Artinya, rencana avontur ke Sulawesi tetap dilaksanakannya walaupun dengan cara yang lain. Roy memang lelaki yang keras kepala. Tiap memiliki keinginan, harus selalu terlaksana. Pada bab kedua, pembaca diajak mengenal kepulauan terpencil di negeri Indonesia.
Dalam kapal pelayaran menuju ambon Roy menemukan banyak hal. Yang pertama tentu adalah kawan; lelaki, untuk teman ngobrol dan perempuan, untuk teman kesepian. teman perempuan Roy kini lebih tua darinya. Setelah bercumbu ria, Roy baru tahu ternyata perempuan bernama aisah itu adalah perempuan miliader yang tiap harinya selalu mengurus beberapa perusahaan warisan ayahnya. Aisah masih lajang. Roy sempat ke rumahnya dan diajak ke pantai losari saat kapal menepi.
Petualangan Roy berlanjut ke suku Nowaulu. Dari kepala suku, Roy mengetahui bahwa arti Nowaulu berasal dari dua kata nowa (air) dan ului (hulu). Sebenarnya mereka tinggal di hulu sungai, tetapi setelah turun aturan pemda, mereka turun gunung dan beranak-pinak di pesisir pantai. Di suku Nowaulu, Roy bertemu nona, perempuan yang duduk di bangku sekolah SMP. Nona selalu menanyakan bagaimana suasana kota, suasana jawa. Roy menceritakan enak dan tidaknya tinggal di jawa.
Nona adalah tunas bangsa yang rajin membaca dan bertanya. Rencana awal Roy ingin mengunjungi irian jaya, tetapi rasa rindu pada sang bunda kian menyesak. Apalagi avonturirnya kali ini tanpa izin. Nekat. Roy harus segera kembali ke banten dan meminta maaf pada bundanya yang tak lagi muda dan kerap sakit-sakitan. Sakit rindu pada ayam jagonya. Kau harus segera pulang Roy, temuilah bundamu!

Data Buku
Judul: Balada Si Roy, Jilid 4, Telegram-Kapal
Penulis: Gol A Gong
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan: November 2012
Tebal: 212 Halaman
Harga: Rp. 40.000,00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar