Sosok Muhammad di Mata Orientalis
Sebenarnya telah banyak karangan para orientalis
yang mengisahkan tentang kepribadian Muhammad, Sang Nabi ummat muslim.
Karya tersebut beragam bentuk sesuai kapasitas kepandaian seorang penulisnya.
Mulai dari abad pertengahan, Dante menulis Divine Comedy yang melukiskan Nabi Muhammad
menanggung siksaan abadi di jurang neraka yang terdalam. Dante menulis
tersebut karena merasa aneh dengan datangnya 'agama baru' dan kemudian
secara politis berhasil menguasai wilayah Laut Tengah, yang awalnya
termasuk wilayah Kristen.
Umat Islam tidak tinggal diam
setelah muncul penggambaran Nabi mereka yang tidak patut. Syed Ameer
Ali menulis buku berjudul Life and Teaching of Muhammad,
or The Spirit of Islam yang diterbitkan pada 1897 M.
Setelah itu muncullah biografi Sang Nabi yang dirujuk dari sumber-sumber
arab klasik dengan penelitian mendalam, Le Prophete d'Islam karya Muhammad Hamidullah. Ada
lagi biografi Muhammad yang ditulis Martin Lings. Bahkan biografi Nabi
terbaru ditulis bernuansa sastra, novel biografi Muhammad yang ditulis
Tasaro GK. Sebuah gerakan baru dan menyegarkan.
Tentu saja karya dari orientalis
lebih objektif dalam menilai, karena mereka terbebas dari kewajiban
menghormati. Sungguh menumpuk refferensi buku yang menuliskan tentang
kehidupan Sang Nabi, tetapi belum ada yang menuliskan tentang seberapa
besar rasa cinta dan penghormatan seorang muslim pada Nabinya. Annemarie
Schimmel memberikan perspektif baru tentang Nabi Muhammad saw. Buku
bertajuk dan Muhammad Adalah Utusan Allah,
Cahaya Purnama Kekasih Tuhan ini mengeksplorasi perwujudan
rasa cinta dan penghormatan umat muslim yang mendalam pada Nabinya.
Schimmel mengawali dengan menyebutkan
catatan biografis karya terdahulu para orientalis dan orang muslim sendiri.
Dia menjelaskan perubahan-perubahan pandangan orientalis pada Nabi muslim.
Dari karya yang sekadar berupa rasa kesal, karya apologis, hingga karya
yang dilakukan dengan riset yang mendalam. Ketidakpahaman orang non
muslim bahwa sebegitu mulianya Muhammad di mata muslim menjadi landasan
ricuhnya sebuah karya.
Buku ini mencoba menengahi dua
kubu tersebut. Selanjutnya Schimmel memaparkan kepribadian Nabi Muhammad.
Mulai dari masa kecil, remaja, berkeluarga, bahkan sikap istri-istrinya.
Teladan sikapnya begitu memukau. Nabi Muhammad merasa bahwa apapun yang
terjadi atas dirinya adalah anugerah Allah swt yang tak dapat dijelaskan.
Nabi tidak pernah menyangka bahwa wahyu akan diturunkan kepadanya. Semuanya
bukanlah inisiatif Nabi Muhammad sendiri. (hlm. 43)
Kecintaan umat Islam sendiri
pada Nabi Muhammad begitu tinggi. Begitu banyak syair yang menyanjung
ssang nabi dengan bahasa Arab dan Persia. Semua tahu bahwa sastra Arab
dan Persia begitu indah dan syahdu. Segala bentuk pujian tersanjung
pada Sang Nabi. Al-Khaqani mendiskripsikan dalam sajaknya “Dengan
pakaian putih, dia tampak bagai mutiara. Dengan baju merah, dia bagaikan
bunga mawar”. Muslim Indonesia mengenal burdah dan diba'an. Keduanya berisi sajak-sajak
sanjungan dan shalawat pada Nabi Muhammad saw.
Selanjutnya Schimmel melhat posisi
Muhammad sebagai pribadi yang unik. Sebagaimana Nabi lainnya, ia adalah
lelaki ma'shum (terpelihara dari dosa). Nabi
Muhammad juga memiliki predikat ulul azmi (memiliki keteguhan hati yang
kuat). Ada lima Nabi yang mendapat gelar ulul azmi; Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim,
Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Nuh. (hlm. 89) Dengan istilah lain, ulul azmi diartikan sebagai orang yang
memiliki kesabaran yang teguh. Tetapi, ini bukanlah dalil bahwa Nabi
lain tidak sabar, karena semua Nabi adalah penyabar.
Sebagai seorang Nabi, tentulah memiliki mukjizat
dan legenda. Mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa dan berfungsi dapat
melemahkan sesuatu yang lain. Biasanya mukjizat lebih diidentikkan dengan
keistimewaan yang ada dalam diri Nabi dan Rasul. Artinya mukjizat ini
mucul manakala ada seseorang yang meminta bukti kebenaran berita kenabian.
Sedangkan legenda, maksudnya peristiwa-peristiwa istimewa dan biasanya
tidak masuk akal. Seperti kisah masa kecil Nabi yang hatinya dicuci
oleh malaikat atau pun kisah perjalanan malam (isra' mi'raj) Sang Nabi.
Schimmel tidak hanya merekam jejak Nabi Muhammad
saja. Dia juga mengeksplore pemikiran muslim pramodern yang mengulas
tentang kepribadian Sang Nabi. Seperti adanya Thariqah Muhammadiyah di India. Kemudia, jika berbicara
penghormatan pada Nabi, aspek ini tidak akan lepas dari karya Muhammad
Iqbal, seorang filsuf India-muslim. Dalam karya Iqbal, Nabi tampil menjadi
pusat spiritual muslim. Bahkan secara radikal Iqbal dalam Javidnama mengungkapkan “Tuhan dapat
kau ingkari, namun Nabi tidak!”. (hlm. 344)
Dengan risetnya yang cukup komplit,
dapat dikatakan karya Annemarie Schimmel ini sebagai karya monumental.
Sebagai seorang orietalis, Schimmel menceritakan sosok Muhammad sebagai
pribadi nomor wahid di dunia. Ia sepakat dengan riset yang dilakukan
Michael H. Hart dalam karya terkenalnya 100 Tokoh Paling Berpengaruh
di Dunia. Agar tidak terjadi kealpaan
pemahaman, buku ini wajib dibaca siapapun yang ingin mengenal Sang Nabi
secara personal, terutama umat muslim sendiri. Wallahua'lam bishhawab.
Data
Buku
Judul:
dan Muhammad Adalah Utusan Allah, Cahaya Purnama Kekasih Tuhan
Penulis:
Annemarie Schimmel
Penerbit:
Mizan, Bandung
Cetakan:
I, Juni 2012
Tebal:
474 Halaman
Peresensi: Achmad Marzuki, @JuckyAntik
*Pernah tayang di hminews.com
http://hminews.com/buku/muhammad-di-mata-orientalis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar