Jumat, 28 Juni 2013

Resensi CEO Koplak!



Leadership Ala CEO Koplak
Pemimpin sebuah perusahaan selalu identik dengan jas rapi, dasi mencekik leher, sepatu pantopel, dan rambut rapi klimis. Semua serba rapi dan tertata. Tapi jangan harap semua model kekakuan seperti itu ada pada seorang pemimpin atau CEO (chief executive officer) atau Owner atau pemilik tunggal atau bos penerbit yang satu ini. Lelaki kelahiran Madura ini, membawa bahtera DIVA Press dengan cara yang inkonvensional. Bahkan ukuran sukses yang dituju pun berbeda dengan perusahaan yang lain. Sukses bukan diukur dari seberapa besar pemasukan tetapi seberapa banyak jumlah karyawan.
Edi Mulyono atau yang kerap menggunakan nama @Edi_Akhiles ini memimpin DIVA Press dengan cara aneh, unik, kreatif, dan koplak. Aturan pertama berupa out of the box. Seperti penampilannya sendiri yang selalu berpakaian santai ke mana pun ia mau, bahkan ke kantor sekalipun. Pikirannya tidak tertahan dengan tampilan luar tetapi lebih fokus akan kreativitas pola pikir. Melihat dari sisi sebaliknya yang lebih berkualitas.
Aturan kedua; injak pakem, lompati definisi. Sebuah definisi cenderung mengikat dan menuntut kemutlakan keseragaman, padahal hidup berupa keragaman. Bagi Edi, definisi akan mengekang kreativitas kerja, oleh karenanya Edi menciptakan definisi baru berupa kebebasan mencari ide dalam meraih kualitas. Cara menghukum karyawan pun tidak dengan pukulan atau aturan paten yang menyesakkan. Pernah suatu saat, Edi hanya menghukum karyawannya dengan meng-up load fotonya di twitter dan membuatnya jera.
Satu hal yang tidak boleh hilang dalam perusahaannya adalah keharmonisan antar tim. Edi percaya, dengan kekompakan tim semua rintangan dapat diatasi dengan mudah dan ringan. Kesenggangan antar karyawan akan menumbuhkan masalah satu semakin berjibun. Untuk mencipta harmonisme kerja, Edi hanya cukup memberi mereka tugas dalam satu tim. Bukti keunikan Edi dalam memberi solusi adalah pada saat terjadi kesalahan jumlah cetak. Si karyawan pusing bukan mainan, karena cetak ulang yang tidak banyak tentu akan membuat pengeluaran yang membengkak. Akhirnya Edi malah menyuruh si karyawan untuk shalat dluha. Sangat unik dan mempan.
Edi selalu percaya kuasa do’a dalam kinerja kerja. Pernah juga kedatangan seorang ayah dari karyawan barunya datang untuk meminjam sejumlah uang. Bagi Edi, jumlah yang disebutkan tidak seberapa tetapi jumlah tersebut sangat berharga bagi si bapak. Dengan embel-embel do’a keberkahan dan ancaman kemelaratan akhirnya Edi meloloskan proposal peminjamannya. Padahal menurut logikanya, si bapak hanya meminjam uang tanpa pikir panjang, bahkan hingga sekarang utang tersebut belum dikembalikan. Tidak hanya itu, CEO Koplak ini juga menanamkan kebiasaan kantor yang agamis. Bagi karyawan muslim, semua harus shalat duhur berjamaah di mushalla.
Cara membuat kapok karyawan dalam melanggar juga tidak biasa. Pernah suatu ketika, ada dua karyawan yang meminta ACC absensi. Pak Bos tidak marah, hanya memfoto keduanya dan meng-up load-nya di twitter dengan tulisan “Jangan tiru Queens off ACC absen ini @divapress01”. Kontan dua karyawan tersebut dibully oleh orang-orang sekantor redaksi. Tentu saja tidak ada seorang pun yang suka dibully.
Walau sikap Owner ini penuh dengan guyonan, tetapi ia sangat disiplin tentang penerbitan. Dalam dunia penerbitan, self publishing sangat mematikan kreativitas penulis bahkan akan menumbuhkan rasa sombong dengan kualitas yang kurang mumpuni. Menurut Edi, karya seseorang yang dipublikasikan harus layak cetak dan dibutuhkan pembaca. DIVA Press akan selalu membantu percetakan penulis, bahkan penulis pemula sekalipun dengan syarat layak terbit.
Jalan menuju penulis yang memiliki kualitas tulisan layak cetak berupa menghadirkan lomba-lomba kepenulisan yang berhadiah mencengangkan. Selama ini CEO koplak ini pernah mengadakan training menulis rutin setiap tahun untuk 30 orang terpilih selama 3 hari 3 malam, dengan full fasilitas free. Pernah mengadakan lomba menulis cerpen selama dua bulan dan pesertanya lebih dari 3.400 naskah. 30 naskah terbaik diterbitkan jadi buku. Hadiah bermacam-macam, 3 terbaik dihadiahi tablet dan Black Berry. (hlm. 66-67)
Kalau boleh dibilang, DIVA Press adalah satu-satunya penerbit yang membuka dengan selebar-lebarnya “jalan masuk” bagi penulis muda untuk meraih cita-citanya. Sebuah karakter harus ditampilkan, tanpa karakter semua hal akan terabaikan dan hilang. Begitu Bos Penerbit tulis dalam buku sederhana ini. Sikap koplak tentu tidak bisa lepas dari sosok @Edi_Akhiles ini. Dengan buku mungil setebal 155 halaman ini, CEO Koplak ini menyuntikkan semangat tulis pembaca dan menebar virus-virus kekoplakan dalam hal kepemimpinan. Menarik!

Data Buku
Judul: CEO KOPLAK! Gue Ogah Biasa, So Gue Harus Gila!
Penulis: @Edi_Akhiles
Penerbit: Laksana (PT DIVA Press), Jogjakarta
Cetakan: Pertama, Maret 2013
Tebal: 155 Halaman
Peresensi: Achmad Marzuki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar