Minggu, 08 Februari 2015

Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan



Semakin sedikit saja orang semangat dalam mengabdi di Pesantren ini. Yang benar-benar berniat membantu Pengasuh malah menjadi orang diasingkan dan dimusuhi. Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan. Soehokgie tidak salah saat menulis begitu. Sekarang aku diberkahi menjadi salah satu orang yang masih berideologi idealis realistis. Untuk mengubah kaum jahil memang dibutuhkan keyakinan dan kesabaran. Butuh perjuangan dan pengorbanan.

Seminggu kemarin (270115-040215) aku ke Surabaya, Semarang, dan Jogja, ngurusi ijazah dan menghadiri wisuda teman seangkatan; Afrizal dan Burhan. Subuh tadi hanya ada satu pengurus yang mengurus santri (baca: siswa SMANJ). Yang lain ada yang ijin, pulang, menghilang, dan tidur. Sedang para santri sudah seperti biasa, susah diajak jamaah subuh. Ahirnya kuputuskan untuk mengingatkan para pengurus. Kutulis begini;
Hari jumat memang hari libur, tapi tidak ada libur untuk hadiran subuh. Kita pengurus kan? Pembina kan? Kewajiban kita mengurus siswa. Marilah kita saling bantu.
Ada yang berterimakasih karena merasa diingatkan. Ada yang meminta maaf sebab ada di luar pondok. Dan banyak yang mengabaikannya (tidak membalas). Sebenarnya aku memang tidak menginginkan balasan sms. Aku hanya butuh kinerja mereka. Kupikir tidak ada efeknya, tapi ternyata ada yang bersuara kucing di belakangku.

Komentarnya seperti anak kecil yang ingin dimanja. Baru dari Semarang mau sok lurus. Kenapa tidak dulu-dulu saja begitu. Sayangnya, yang berkomentar dengan nada mengejek dan ngece ples ketidaksukaan. Hahahaa. Aku hanya tertawa mendengar komentar mereka. Kalimatnya yang pertama membuktikan bahwa dialah orang sombong dalam ucapan. Meremehkan. Melecehkan. Apa lah kata kalian. Yang jelas niatku sangat jelas mengabdi. Insyaallah, semoga tidak bergeser, amin.

Kalimat kedua, perkataan mereka paradoks dengan perbuatannya. Kenapa tidak dimulai sendiri? Heran juga aku. Tapi tidak patut sih kuherani, sebab dia hanya main kata. Jika dia ngomong langsung di depanku, kan kujawab begini; Kenapa, tidak terima kukirimi sms begitu? Ya sudah, tingkatkan kinerjamu! Lampaui kinerjaku! Mari kita berlomba dalam kebaikan!

Ya Allah yang Mahamengayomi, ayomilah kami agar dapat mengayomi anak-anak kami dengan benar-benar mengayomi. Tiadalah kami kecuali kelemahan yang tiada daya. Sebab Engkaulah yang Mahakuat. Semangatilah kami dengan semangatmu sebenar-benar semangat mengemangati santri agar semangat. Amin
Probolinggo, 060215

Tidak ada komentar:

Posting Komentar