Semakin sedikit saja orang semangat dalam mengabdi di
Pesantren ini. Yang benar-benar berniat membantu Pengasuh malah menjadi orang
diasingkan dan dimusuhi. Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada
kemunafikan. Soehokgie tidak salah saat menulis begitu. Sekarang aku diberkahi
menjadi salah satu orang yang masih berideologi idealis realistis. Untuk
mengubah kaum jahil memang dibutuhkan keyakinan dan kesabaran. Butuh perjuangan
dan pengorbanan.
Seminggu kemarin (270115-040215) aku ke Surabaya, Semarang,
dan Jogja, ngurusi ijazah dan menghadiri wisuda teman seangkatan; Afrizal dan
Burhan. Subuh tadi hanya ada satu pengurus yang mengurus santri (baca: siswa
SMANJ). Yang lain ada yang ijin, pulang, menghilang, dan tidur. Sedang para
santri sudah seperti biasa, susah diajak jamaah subuh. Ahirnya kuputuskan untuk
mengingatkan para pengurus. Kutulis begini;
Hari jumat memang hari libur, tapi tidak
ada libur untuk hadiran subuh. Kita pengurus kan? Pembina kan? Kewajiban kita
mengurus siswa. Marilah kita saling bantu.
Ada yang berterimakasih karena merasa diingatkan. Ada yang
meminta maaf sebab ada di luar pondok. Dan banyak yang mengabaikannya (tidak
membalas). Sebenarnya aku memang tidak menginginkan balasan sms. Aku hanya
butuh kinerja mereka. Kupikir tidak ada efeknya, tapi ternyata ada yang
bersuara kucing di belakangku.
Komentarnya seperti anak kecil yang ingin dimanja. Baru dari Semarang mau sok lurus. Kenapa
tidak dulu-dulu saja begitu. Sayangnya, yang berkomentar dengan nada
mengejek dan ngece ples ketidaksukaan. Hahahaa.
Aku hanya tertawa mendengar komentar mereka. Kalimatnya yang pertama
membuktikan bahwa dialah orang sombong dalam ucapan. Meremehkan. Melecehkan. Apa
lah kata kalian. Yang jelas niatku sangat jelas mengabdi. Insyaallah, semoga tidak bergeser, amin.
Kalimat kedua, perkataan mereka paradoks dengan perbuatannya.
Kenapa tidak dimulai sendiri? Heran juga aku. Tapi tidak patut sih kuherani,
sebab dia hanya main kata. Jika dia ngomong langsung di depanku, kan kujawab
begini; Kenapa, tidak terima kukirimi sms begitu? Ya sudah, tingkatkan
kinerjamu! Lampaui kinerjaku! Mari kita berlomba dalam kebaikan!
Ya Allah yang Mahamengayomi, ayomilah kami agar dapat
mengayomi anak-anak kami dengan benar-benar mengayomi. Tiadalah kami kecuali
kelemahan yang tiada daya. Sebab Engkaulah yang Mahakuat. Semangatilah kami
dengan semangatmu sebenar-benar semangat mengemangati santri agar semangat. Amin
Probolinggo, 060215
Probolinggo, 060215
Tidak ada komentar:
Posting Komentar