Kamis, 11 Juli 2013

Resensi Makelar Rezeki

Menjadi Makelar Rezeki
Makelar rezeki bukanlah seperti Sinterclass yang akan mendatangi rumah-rumah di malam hari, kemudian menaburkan pelbagai kebutuhan si pemilik rumah tanpa diketahui. Bukan pula seperti makelar hutang yang akan mendatangi setiap orang yang memiliki hutang. Makelar rezeki adalah nama lain dari pengusaha yang menjalankan enterpreneurship secara matang. Untuk kebanyakan orang akan mengira bahwa menjadi pengusaha sangatlah sulit. Hal pertama yang dipikirkannya pasti mengenai modal awal yang tidak sedikit. Lalu bagaimana solusinya?
Buku ini adalah solusinya. Jamil Azzaini membongkar rahasia penyalur energi sukses dan mulia dalam buku bertajuk Makelar Rezeki terbitan Mizania ini. Secara garis besar buku ini terbagi atas lima bagian. Pertama, Jamil ingin menegaskan pada pembaca bahwa menjadi makelar rezeki bukan hal yang sulit. Bagian ini berisi tentang tujuan menjadi sukses, bahwasanya sukses untuk orang lain adalah kuncinya. Keinginan dan kesungguhan harus dibuktikan dengan cara menjadi pemain bukan komentator.
Bagian kedua menerangkan tentang metode mengalirkan energi makelar. Ada beberapa jalur khusus berupa  lajur harta (sedekah), lajur tahta (kaderisasi), lajur kata (pendidikan enterpreneurship), dan lajur cinta (beramal jalan menuju cinta). Dalam hal ini, Abu Marlo dalam bukunya Enterpreneurship Hukum Langit menyatakan jalan tercepat menuju kesuksesan bahagia ialah dengan sedekah. Membahagiakan orang lain akan membukakan jalan terang menuju kesuksesan masa depan.
Sebuah usaha yang baik adalah usaha yang tetap berjalan meski pemiliknya pergi jalan-jalan (hlm. 57). Inilah pentngnya sebuah kaderisasi (lajur tahta). Untuk memilih seorang kader tentunya memerlukan kapasitas dan loyalitas yang tinggi. Rumus awal yang ditawarkan Jamil adalah kejujuran. Orang yang telah berpegang pada kejujuran akan secara otomatis melahirkan kapasitas pribadi yang berkualitas serta loyalitas yang tinggi.
Lajur kata atau pendidikan enterpreneurship yang dilakukan Jamil bukan sekadar wacana. Jamil memberikan layanan pendidikan wirausaha berupa pesantren wirausaha bernama agrobisnis di delanggu, klaten, jawa tengah. Untuk sekadar melihat info dan kegiatan penggemblengan di pesantren wirausaha tersebut dapat dlihat di www.pesantrenwirausaha.net.
Bagian ketiga berisis tentang keuntungan menjadi makelar rezeki. Saya pikir bab tiga ini sekadar perangsang dan pengingat saja. Artinya ketika seseorang telah mendapat posisi zona ama dia akan cenderung melupakan yang di bawah. Sebagai perangsang karena setiap orang memiliki keingingan untuk membahagiakan diri sendiri dan orang-orang tercintanya. Kesuksesan juga akan menghantarkan kita pulang ke kampung akhirat dengan bekal yang melimpah, sebab kita telah mempermudah kehidupan orang-orang di sekitar kita.
Bagian keempat adalah inti dari buku ini. Menjadi makelar rezeki. Di sini lah pembaca diajak memasuki zona terlarang yang ujungnya berupa kenyamanan hidup secara materi. Tentu saja Jamil telah mengantisipasinya dengan beberapa peringatan di bagian sebelumnya agar pembaca tidak hanya fokus pada kebahagiaan materi. Hal yang terpenting dalam jalur menuju makelar rezeki adalah relasi. Konsep yang ditawarkan Jamil sama dengan konsep Rasulullah “Barang siapa ingin dlapangkan rezekinya dan dipanjangkan umrnya hendaklah ia menyambung silaturrahim”. Relasi, jejaring, kelompok, dan kerjasama menjadi pemcu awal menjadi makelar rezeki.
Rumus kedua ialah fokus. Fokus itu bukan berarti mengabaikan yang lain. Konsep yang digunakan fokus berupa rumus 80:20. Artinya 80% energi kita gunakan khusus pada bidang yang kita geluti, sedangkan energi 20% sisanya bisa digunakan untuk yang lain. Boleh saja BJ Habibi bermain basket atau bernyanyi lagu Ebiet. Tetapi waktu yang dihabiskan pasti lebih banyak di bidang pesawat terbang (hlm. 111). Orang-orang sukses menjadi dikenal dunia karena mereka ahli dalam bidangnya. Einstein dalam bidang fiskanya, steve jobs akan applenya, dan tokoh dunia lainnya.
Bagian kelima adalah kunci menjad makelar rezeki. Rezeki itu kadang datang dari arah yang tak terduga, siapkanlah wadahnya agar kita selalu siap untuk menampungnya (hlm. 106). Jamil mengajak pembaca untuk ikut berperan aktif menjadi makelar rezeki secara langsung, menciptakan wadah untuk mereka yang membutuhkan pekerjaan. Menjadi makelar rezeki berarti turun meningkatkan kualitas bangsa karena memutus tali kemiskinan dan membangun lajur ekonomi negara.
Buku ini ditulis dengan bahasa yang renyah, menarik, dan seperti orang yang bicara santai dengan pembaca. Jamil juga membumbuhi cerita-cerita pendek inspiratif yang terkadang konyol, heroik, sedih, dan lainnya. Jamil berharap buku ini dapat menjadi salah satu refferensi bagi para pemula. Jadilah makelar rezeki! Sesungguhnya sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang memberi manfaat untuk orang lain.
Data Buku
Judul: Makelar Rezeki
Penulis: Jamil Azzaini
Penerbit: Mizania, Bandung
Cetakan: (Edisi Baru) Mei 2013
Tebal: 200 Halaman
Peresensi: Achmad Marzuki
*Pernah tayang di Jateng Pos, 14 07 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar