Biografi Bumi dalam
Al-Quran
Al-Quran
is always one step ahead of science. Ungkapan
ini dapat diartikan bahwa penjelasan dalam al-Quran selalu selangkah lebih maju
dibandingkan dengan penemuan sains modern. Dengan kata lain, sains selalu
tergopoh-gopoh mengikuti informasi al-Quran.
Buku
ini adalah salah satu bukti bahwa al-Quran selalu “terdepan”. Di antara banyak
rahasia di dalamnya, Agus Haryo Sudarmojo mencoba mengungkap rahasia kecil
tentang “biografi” Bumi. Agus mengajak pembaca untuk lebih dalam mengenal Bumi
melalui pandangan al-Quran, yang mencakup di dalamnya asal mula penciptaan
Bumi, umur Bumi, keanehan satelit Bumi, asal muasal isi Bumi, sifat unik air,
dan kinerja pasak-pasak Bumi.
Agus
menggunakan al-Quran sebagai referensi utama karena beberapa sebab. Pertama,
al-Quran adalah wahyu yang diturunkan Tuhan. Kedua, dalam kenyataannya al-Quran
merupakan sumber utama dalam agama Islam. Ketiga, kedudukannya sebagai petunjuk
utama dalam menjalani hidup bagi orang muslim. Semua itu menjadikannya
sebagai bukti kongkrit yang kuat nan akurat atas informasi yang terkandung di
dalamnya.
Memang
al-Quran bukanlah ensiklopedia sains ataupun ensiklopedia misteri alam jagad,
tetapi terdapat banyak sekali rahasia alam yang terungkap. Hanya
orang-orang yang ‘sadar’ dan berilmu yang dapat mengorek segala rahasia
informasi di dalamnya. Tak ayal, jika dalam mengarungi samudra kehidupan,
al-Quran senantiasa didaulat menjadi pedoman hidup demi menggapai kebahagiaan
di dunia maupun di akhirat.
Menurut
temuan sains modern, proses kelahiran Bumi bermula dari ledakan kosmis yang
sangat dahsyat. Ledakan ini dikenal dengan peristiwa Big Bang yang terjadi
sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. Teori ini menjelaskan bahwa alam semesta
awalnya tersusun dari titik yang rapat, padat, dan panas (hlm. 7). Semua
informasi tersebut telah ada dalam QS:21:30. “...bahwa langit dan Bumi
keduanya dahulu adalah satu padu, kemudian Kami memisahkan keduanya,...”
Stephen
Hawking dalam bukunya A Brief History of Time (1980)
menggambarkan bahwa pergerakan Bumi dan benda langit lainnya semakin berjauhan.
Penemuan yang dianggap sebagai penemuan paling revolusiuner abad ke-20 dalam
ilmu pengetahuan ini ternyata telah disinggung dalam QS:51:47 “Dan
langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
meluaskan–mengembangkan–nya.” Umur Bumi pun disebutkan secara
matematis dalam al-quran, yaitu dengan hasil 13,68 x 109 tahun
(hlm. 19).
Sungguh
ironis dan tidak masuk akal jika ada yang mengatakan bulan pernah terbelah
kemudian menyatu kembali. Namun memang inilah yang terjadi, para ilmuwan telah
membuktikannya melalui bebatuan bulan yang dibawa Neil Armstrong dan Edwin
Aldrin sepulang dari bulan (hlm. 60-64). Lebih mengejutkan lagi, ternyata
Rasulullah pernah menunjukkan kemukjizatannya; menunjuk bulan sehingga bulan
terbelah kemudian menyatu kembali dengan izin-Nya.
Manusia
mungkin saat ini tidak sadar bahwa Bumi yang ditempatinya sangat unik. Adanya
kehidupan yang kompleks adalah salah satu kompleksitas komposisi Bumi, karena
selain Bumi tidak ada satu pun planet yang mengandung makhluk hidup seperti
manusia, hewan, dan tumbuhan. Kehidupan ini ada sebab terdapat air di dalamnya.
Lagi-lagi al-Quran mengabarkan bahwa air adalah sumber kehidupan. Tidak hanya itu,
datangnya air pertama kali ke Bumi juga aneh; jatuh dari langit bersama
komet-komet (hlm. 109-118).
Dalam
Islam, begitu banyak fungsi air; digunakan untuk kepentingan spiritual,
misalnya wudlu, mandi wajib, dan pelepas dahaga saat sahur maupun berbuka puasa.
(hlm. 120). Dr. Masaru Emoto dalam bukunya yang berjudul The Hidden
Message of Water menghasilkan penelitian mencengangkan, ternyata air
merespon segala pesan manusia, baik secara lisan maupun tulisan. Air akan
membentuk kristal indah manakala menerima pesan baik nan terpuji. Sebaliknya
jika pesan yang disampaikan buruk, air pun menerima respon negatif.
Agus
juga menyinggung tugas gunung sebagai pasak Bumi agar tidak goncang (QS:31:10).
Walau buku ini dapat dinilai sebagai suatu hal menarik, karena mendasarkan pada
al-Quran dan logika sains, tetapi Agus tidak pernah menyinggung para mufassir
al-Quran masa lalu. Sehingga penafsiran yang digunakannya terkesan inksklusif
individualistik dan sedikit arogan. Seharusnya Agus mengadakan perbandingan
dengan pendapat-pendapat yang telah mendahuluinya, demi memperkaya pengetahuan
pembaca.
Walhasil,
ketika sedikit banyak hal mengenai Planet Biru ini terungkap, nyatalah
kebenaran firman Allah dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 191; “Tiadalah
Engkau menciptakan ini semua dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka”. Pada akhirnya kita semua akan mengakui bahwa
segala ciptaan Allah memiliki rahasia. Setelah semuanya diketahui bahwa
setiap sesuatu memiliki hikmah, lantas nikmat Tuhan mana lagi yang kaudustakan? Wallhu’alam
bisshawab.
Data Buku
Judul: History of Earth
Penulis: Agus Haryo Sudarmojo
Penerbit: Bunyan (PT Bentang Pustaka),
Yogyakarta
terbit: Cetakan I, Maret 2013
Tebal: 218 halaman
ISBN: 978-602-7888-18-0
Peresensi: Achmad Marzuki
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar