Rabu, 03 Juli 2013

Resensi Catatan Harian Rasulullah


Mengintip Catatan Harian Rasulullah
Daya pikat Muhammad tidak bisa disangkal. Semua orang mengakui bahwa dirinya seolah-olah mendapat predikat manusia paripurna. Tidak hanya orang Islam yang menyanjung Nabi umat Islam ini. Para orientalis tak mau ketinggalan menelusuri jejak langkah Sang Nabi Agung. Seperti Annemarie Schimmel, salah satu orientalis terkemuka menuliskan Muhammad lebih objektif dalam bukunya yang berjudul “Cahaya Purnama Kekasih Tuhan”. Meachel H Hart pun menuliskan sosok Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh nomor satu sedunia. Sebenarnya seperti apa pola kehidupan Nabi akhir zaman ini?
Miftahul Asror Malik ini menuliskan kegiatan harian Nabi dalam buku berjudul Catatan Harian Rasulullah terbitan Real Books. Walaupun buku ini tidak mencakup seluruh kegiatan manusia nomor satu sedunia ini, setidaknya kita dapat meniru sikap positif dari beliau. Orang sekapasitas Nabi ternyata tidak menjalani hidup dengan berleha-leha dalam kenyamanan dunia. Ada banyak prilaku sosial yang selalu ditebar dalam lingkup kesejahteraan bersama. Kepemimpinannya bukan bersikap egoisme, melainkan dengan demokrasi pendapat para sahabat pula.
Kehidupan harian Nabi dimulai sejak pagi buta. Membersihkan badan dengan berwudu, bersiwak, dan beribadah (shalat) dua rakaat. Banyak doa-doa yang dibacanya, menandakan bahwa beliau masih membutuhkan pertolongan dari Ilahi Rabbi. Dilanjutkan dengan member nasehat-nasehat mencerahkan pada para sahabat. Sebenarnya Nabi bukanlah orang yang suka memberi nasehat, hanya saja membuat para sahabat mengerti dan paham akan Islam. Menanyakan apakah semalam ada yang bermimpi, setelah itu beliau menafsirkan mimpi para sahabat. (hlm. 39)
Nabi rutin mendatangi keluarga-keluarganya saat matahari menyingsing. Sebuah tanda rasa cinta pada keluarga. Lalu Nabi kembali lagi pada majelis kenabian yang biasa diisi dengan percakapan penuh hikmah dan pengetahuan. Tidak lupa, beliau juga menyambut para musafir dan utusan yang berniat bertemu beliau. Matahari telah setinggi tombak. Nabi mengajak para sahabat shalat dhuha. Setelah itu beliau melihat-lihat pasar Kota Madina guna mengetahui kegiatan umatnya. Bila ada yang mengundang atau ada yang sakit beliau akan mendatangi keluarga yang mengundangnya. Baru setelah itu beliau pulang untuk rehat sejenak (qailulah).
Bila matahari telah tergelincir dari titik zenith, beliau melaksanakan shalat duhur berjamaah bersama para sahabat, dilanjutkan dengan khutbah kenabian. Adanya khutbah kenabian bukan berasal dari ide Nabi sendiri, melainkan terjadi karena selalu saja ada orang yang meminta solusi dari permasalahan yang menimpanya.
Di penghujung hidupnya, sore hari. Nabi memanggil Bilal untuk mengantarkan pesan pada Abu Bakar bahwa; saat shalat ashar nanti agar diimami oleh Abu Bakar. Tetapi di hari-hari sebelumnya, Rasulullah selalu mendatangi istri-istrinya setelah waktu ashar. Inilah waktu-waktu yang dikhususkan untuk istri Nabi sebagai tanda cinta pada sang istri.
Piringan matahari telah ditelan malam. Nabi pergi ke masjid untuk shalat maghrib berjamaah. Setelah itu beliau berbagi-bagi pada kaum fakir miskin. (hlm. 109). Baru sehabis dari masjid, Nabi makan malam. Pola makan Nabi membuat pekerjaan lambung lebih sedikit. Saat makan, beliau mengunyak makanan hingga sangat halus. Memungut makanan yang dekat dengan beliau dan memulai makan dengan berucap bismillah. Bagi Nabi, malam bukanlah waktu untuk berpesta pora. Nabi melakukan ibadah yang bagi umatnya sunah tapi bagi beliau adalah wajib. Di tengah-tengah ibadahnya, beliau selalu menyelipkan doa untuk umatnya agar selalu berada pada jalan yang benar dan dirahmati Allah.
Sebenarnya buku ini bukanlah catatan harian rasulullah. Miftahul Asror Malik mencatat kegiatan harian rasulullah dengan refferensi al-Quran dan kitab-kitab karangan orang terdahulu (kitab al-mu’tabarah). Penulis buku ini berharap, dengan hadirnya buku sederhana nan mungil ini dapat dijadikan bahan instrospeksi diri. Karena dunia ini semakin edan dengan manusia yang juga edan. Selamat berinstrospeksi!

Data Buku
Judul: Catatan Harian Rasulullah
Penulis: Miftahul Asror Malik
Penerbit: Real Books, Jogjakarta
Cetakan: I, Maret 2013
Tebal: 160 Halaman
Peresensi: Achmad Marzuki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar