Mengintip Catatan Harian Rasulullah
Daya pikat Muhammad
tidak bisa disangkal. Semua orang mengakui bahwa dirinya seolah-olah mendapat
predikat manusia paripurna. Tidak hanya orang Islam yang menyanjung Nabi umat
Islam ini. Para orientalis tak mau ketinggalan menelusuri jejak langkah Sang
Nabi Agung. Seperti Annemarie Schimmel, salah satu orientalis terkemuka
menuliskan Muhammad lebih objektif dalam bukunya yang berjudul “Cahaya Purnama
Kekasih Tuhan”. Meachel H Hart pun menuliskan sosok Muhammad sebagai tokoh
paling berpengaruh nomor satu sedunia. Sebenarnya seperti apa pola kehidupan
Nabi akhir zaman ini?
Miftahul Asror Malik
ini menuliskan kegiatan harian Nabi dalam buku berjudul Catatan Harian
Rasulullah terbitan Real Books. Walaupun buku ini tidak mencakup seluruh
kegiatan manusia nomor satu sedunia ini, setidaknya kita dapat meniru sikap
positif dari beliau. Orang sekapasitas Nabi ternyata tidak menjalani hidup
dengan berleha-leha dalam kenyamanan dunia. Ada banyak prilaku sosial yang
selalu ditebar dalam lingkup kesejahteraan bersama. Kepemimpinannya bukan
bersikap egoisme, melainkan dengan demokrasi pendapat para sahabat pula.
Kehidupan harian Nabi
dimulai sejak pagi buta. Membersihkan badan dengan berwudu, bersiwak, dan
beribadah (shalat) dua rakaat. Banyak doa-doa yang dibacanya, menandakan bahwa
beliau masih membutuhkan pertolongan dari Ilahi Rabbi. Dilanjutkan dengan member
nasehat-nasehat mencerahkan pada para sahabat. Sebenarnya Nabi bukanlah orang
yang suka memberi nasehat, hanya saja membuat para sahabat mengerti dan paham
akan Islam. Menanyakan apakah semalam ada yang bermimpi, setelah itu beliau
menafsirkan mimpi para sahabat. (hlm. 39)
Nabi rutin mendatangi
keluarga-keluarganya saat matahari menyingsing. Sebuah tanda rasa cinta pada
keluarga. Lalu Nabi kembali lagi pada majelis kenabian yang biasa diisi dengan
percakapan penuh hikmah dan pengetahuan. Tidak lupa, beliau juga menyambut para
musafir dan utusan yang berniat bertemu beliau. Matahari telah setinggi tombak.
Nabi mengajak para sahabat shalat dhuha. Setelah itu beliau melihat-lihat pasar
Kota Madina guna mengetahui kegiatan umatnya. Bila ada yang mengundang atau ada
yang sakit beliau akan mendatangi keluarga yang mengundangnya. Baru setelah itu
beliau pulang untuk rehat sejenak (qailulah).
Bila matahari telah
tergelincir dari titik zenith, beliau melaksanakan shalat duhur berjamaah
bersama para sahabat, dilanjutkan dengan khutbah kenabian. Adanya khutbah
kenabian bukan berasal dari ide Nabi sendiri, melainkan terjadi karena selalu
saja ada orang yang meminta solusi dari permasalahan yang menimpanya.
Di penghujung
hidupnya, sore hari. Nabi memanggil Bilal untuk mengantarkan pesan pada Abu
Bakar bahwa; saat shalat ashar nanti agar diimami oleh Abu Bakar. Tetapi di
hari-hari sebelumnya, Rasulullah selalu mendatangi istri-istrinya setelah waktu
ashar. Inilah waktu-waktu yang dikhususkan untuk istri Nabi sebagai tanda cinta
pada sang istri.
Piringan matahari
telah ditelan malam. Nabi pergi ke masjid untuk shalat maghrib berjamaah. Setelah
itu beliau berbagi-bagi pada kaum fakir miskin. (hlm. 109). Baru sehabis dari masjid,
Nabi makan malam. Pola makan Nabi membuat pekerjaan lambung lebih sedikit. Saat
makan, beliau mengunyak makanan hingga sangat halus. Memungut makanan yang
dekat dengan beliau dan memulai makan dengan berucap bismillah. Bagi Nabi, malam bukanlah waktu untuk berpesta pora. Nabi
melakukan ibadah yang bagi umatnya sunah tapi bagi beliau adalah wajib. Di tengah-tengah
ibadahnya, beliau selalu menyelipkan doa untuk umatnya agar selalu berada pada
jalan yang benar dan dirahmati Allah.
Sebenarnya buku ini
bukanlah catatan harian rasulullah. Miftahul Asror Malik mencatat kegiatan
harian rasulullah dengan refferensi al-Quran dan kitab-kitab karangan orang
terdahulu (kitab al-mu’tabarah). Penulis
buku ini berharap, dengan hadirnya buku sederhana nan mungil ini dapat
dijadikan bahan instrospeksi diri. Karena dunia ini semakin edan dengan manusia
yang juga edan. Selamat berinstrospeksi!
Data Buku
Judul: Catatan Harian
Rasulullah
Penulis: Miftahul
Asror Malik
Penerbit: Real Books,
Jogjakarta
Cetakan: I, Maret 2013
Tebal: 160 Halaman
Peresensi: Achmad
Marzuki
*Pernah tayang di Mediamahasiswa.com
http://mediamahasiswa.com/sastra/resensi/2013/07/18/mengintip-catatan-harian-rasulullah.html
http://mediamahasiswa.com/sastra/resensi/2013/07/18/mengintip-catatan-harian-rasulullah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar