Ini adalah hari pertama diciptakan. Memang banyak versi, tapi aku lebih suka versi yang mengatakan bahwa segala bermula pada awal Desember, bulan penghabisan dalam tahun. Apalagi sekarang hari Senin. Dalam bahasa arab Senin bermakna dua. Artinya sebelum mencipta semesta Tuhan telah membuat inti dari segala-gala, yang dicipta hari Ahad, artinya satu, awal dari segala angka. Hari Senin inilah Tuhan sibuk memikirkan apa saja yang akan dijadikan tontonan menarik. Tapi cara pikir Tuhan tidak sama dengan manusia. Sekali Tuhan berpikir akan langsung dapat ide, cepat sekali, secepat cepat. Sekali dapat ide akan langsung dicipta dan kita tahu bukan jika Tuhan mencipta? Ya, benar. Tidak butuh proses, seperti sulapan pesulap paling canggih.
Kata ahli warna, asal muasal warna adalah putih seperti air tawar. Tapi aku lebih suka mengatakan bahwa warna yang pertama dibikin Tuhan berupa warna cerah yang tidak menyilaukan. Gelap belum ada, jadi tidak ada bayangan apalagi kenangan. Dengan sekejap-kejap semesta muncul dari warna cerah itu. Membentuk gumpalan-gumpalan yang semakin menjauh dari pusatnya. Sesekali ada yang berbenturan tetapi beraturan. Gumpalan itu semakin jelas bentuknya menjadi benda yang sekarang dikenal dengan sebutan benda langit. Kalau kita melihat pasti sangat seru, seperti kembang api di tahun baru. Mungkin lebih seru lagi sebab gelap belum tercipta saat itu.
Semuanya berjalan sangat cepat. Bintang dan Planet sudah berporos pada tempatnya. Bumi sudah lebat dengan tumbuhan yang daunnya gemuk-gemunuk. Ujung daun tiap pohon selalu ada butiran embun. Rumput-rumput hijau seperti hijau. Pepohonan sangat kokoh dan rimbun, belum ada penebang liar. Tanahnya masih subur gembur, belum tercampur obat-obatan. Sungai memiliki air sejernih jernih. Ikan-ikan sangat senang berenang tenang. Tidak ada limbah sampah apalagi sumpah serapah. Seorang lelaki tertidur terlelap di bawah pohon yang daunnya gemuk-gemunuk itu.
"Kunamai kau 'Adam', sebab kau masih akan tiada. Selayaknya sesuatu itu sesuai dengan keadaannya."
Ini bukan kalam Tuhan, sebab kalam Tuhan tidak memiliki suara dan tidak pula disusun oleh deretan huruf dan angka-sangka. Tapi siapa lagi yang bisa membuat ngerti manusia selain Tuhan? Adam meikmati mimpi perdananya, mimpi yang pasti benar dan nyata. Begitulah asalnya, manusia yang tak berdosa akan mudah melihat masa depannya. Tuhan penuh rahasia. Lebih rahasia ketimbang rahasia.
"Tuk,"
Adam terbangun dari mimpinya yang hangat. Setetes embun jatuh pas di kelopak matanya. Ia bangun dan langsung dapat mengenal segala hal yang ada di sekitarnya. Tidak ada yang aneh. Seperti ketika lidah kita mengecap garam, tanpa ilmu pengetahuan pun rasa asin akan terasa di lidah. Hari pertama Adam hidup belum ada pertanyaan. Hari pertama digunakan untuk melihat-lihat isi dunia. Mengamati dan merekam segala bentuk dan nama-nama benda. Tidak ada pertanyaan.
Manusia sekarang malah hidup dengan menumpuk pertanyaan. Ya, hanya menumpuk, tapi tidak mau mencari jawabannya. Contoh sederhana, menanyakan kenapa rambut yang tumbuh di kepala disebut rambut, di atas mata disebut alis, di bawah hidung disebut kumis, di bawah dagu disebut jenggot, di bawah... Tidak perlu diteruskan, sudah terlalu banyak tanya.
Kemudian Adam mengelilingi seluruh bumi, bahkan menjelajahi seluruh alam. Adam adalah jelmaan Tuhan di bumi. Waktu itu jam belum ada dan sehari waktu itu tidak bisa dipastikan berjumlah 24. Adam menyusuri tiap lintasa planet dan menyentuh gugusan bintang-bintang serta dapat merasakan gelombang tiap galaksi yang ada. Dosa belum dikenal, tidak ada satir penghalang. Kinerja otak manusia aktif 100 persen.
Tuhan lah yang mengaktifkan otak Adam. Ia hanya ingin ngecek seberapa hebat ciptaannya. Ternyata sangat luar biasa menurut penglihatan manusia saat ini. Rata-rata manusia saat ini, ya, seperti Anda yang sedang membaca cerita pendek ini, hanya memfungsikan otaknya 10 persen. Seperti kain hitam yang ditaburi cahaya, Adam menyerap segala bentuk informasi di alam jagad. Bukan Cuma mengetahui tapi juga paham terhadap fungsi-fungsinya.
Senja telah tiba. Seluruh alam meredup, bukan karena cahaya telah ditarik kembali oleh Tuhan, melainkan begitulah keadaannya. Hari pertama hari perkenalan.
Fajar mulai terbit. Seluruh mahluk memulai hidupnya, kecuali malam yang mulai mengahiri petangnya. Di waktu subuh, semua ciptaan mengeluarkan segala suara untuk memuji Sang Pencipta. Ayam berkokok pertanda paruhnya telah siap mematok makan. Pohon yang tidur semalaman mulai bangun dan menggerakkan ranting-rantingnya, seperti perawan yang mengibaskan rambutnya. Adam menjawab sapaan pohon. Ingat, di hari pertama Adam telah mengerti segala bentuk percakapan, baik itu yang bisa bergerak atau tidak.
Hari kedua dicipta berselimut tanya. *akan dilanjutkan.