Minggu, 30 November 2014

Desember - Awal yang Baru


Ini adalah hari pertama diciptakan. Memang banyak versi, tapi aku lebih suka versi yang mengatakan bahwa segala bermula pada awal Desember, bulan penghabisan dalam tahun. Apalagi sekarang hari Senin. Dalam bahasa arab Senin bermakna dua. Artinya sebelum mencipta semesta Tuhan telah membuat inti dari segala-gala, yang dicipta hari Ahad, artinya satu, awal dari segala angka. Hari Senin inilah Tuhan sibuk memikirkan apa saja yang akan dijadikan tontonan menarik. Tapi cara pikir Tuhan tidak sama dengan manusia. Sekali Tuhan berpikir akan langsung dapat ide, cepat sekali, secepat cepat. Sekali dapat ide akan langsung dicipta dan kita tahu bukan jika Tuhan mencipta? Ya, benar. Tidak butuh proses, seperti sulapan pesulap paling canggih.

Kata ahli warna, asal muasal warna adalah putih seperti air tawar. Tapi aku lebih suka mengatakan bahwa warna yang pertama dibikin Tuhan berupa warna cerah yang tidak menyilaukan. Gelap belum ada, jadi tidak ada bayangan apalagi kenangan. Dengan sekejap-kejap semesta muncul dari warna cerah itu. Membentuk gumpalan-gumpalan yang semakin menjauh dari pusatnya. Sesekali ada yang berbenturan tetapi beraturan. Gumpalan itu semakin jelas bentuknya menjadi benda yang sekarang dikenal dengan sebutan benda langit. Kalau kita melihat pasti sangat seru, seperti kembang api di tahun baru. Mungkin lebih seru lagi sebab gelap belum tercipta saat itu.

Semuanya berjalan sangat cepat. Bintang dan Planet sudah berporos pada tempatnya. Bumi sudah lebat dengan tumbuhan yang daunnya gemuk-gemunuk. Ujung daun tiap pohon selalu ada butiran embun. Rumput-rumput hijau seperti hijau. Pepohonan sangat kokoh dan rimbun, belum ada penebang liar. Tanahnya masih subur gembur, belum tercampur obat-obatan. Sungai memiliki air sejernih jernih. Ikan-ikan sangat senang berenang tenang. Tidak ada limbah sampah apalagi sumpah serapah. Seorang lelaki tertidur terlelap di bawah pohon yang daunnya gemuk-gemunuk itu.

"Kunamai kau 'Adam', sebab kau masih akan tiada. Selayaknya sesuatu itu sesuai dengan keadaannya."

Ini bukan kalam Tuhan, sebab kalam Tuhan tidak memiliki suara dan tidak pula disusun oleh deretan huruf dan angka-sangka. Tapi siapa lagi yang bisa membuat ngerti manusia selain Tuhan? Adam meikmati mimpi perdananya, mimpi yang pasti benar dan nyata. Begitulah asalnya, manusia yang tak berdosa akan mudah melihat masa depannya. Tuhan penuh rahasia. Lebih rahasia ketimbang rahasia.

"Tuk,"

Adam terbangun dari mimpinya yang hangat. Setetes embun jatuh pas di kelopak matanya. Ia bangun dan langsung dapat mengenal segala hal yang ada di sekitarnya. Tidak ada yang aneh. Seperti ketika lidah kita mengecap garam, tanpa ilmu pengetahuan pun rasa asin akan terasa di lidah. Hari pertama Adam hidup belum ada pertanyaan. Hari pertama digunakan untuk melihat-lihat isi dunia. Mengamati dan merekam segala bentuk dan nama-nama benda. Tidak ada pertanyaan.

Manusia sekarang malah hidup dengan menumpuk pertanyaan. Ya, hanya menumpuk, tapi tidak mau mencari jawabannya. Contoh sederhana, menanyakan kenapa rambut yang tumbuh di kepala disebut rambut, di atas mata disebut alis, di bawah hidung disebut kumis, di bawah dagu disebut jenggot, di bawah... Tidak perlu diteruskan, sudah terlalu banyak tanya.

Kemudian Adam mengelilingi seluruh bumi, bahkan menjelajahi seluruh alam. Adam adalah jelmaan Tuhan di bumi. Waktu itu jam belum ada dan sehari waktu itu tidak bisa dipastikan berjumlah 24. Adam menyusuri tiap lintasa planet dan menyentuh gugusan bintang-bintang serta dapat merasakan gelombang tiap galaksi yang ada. Dosa belum dikenal, tidak ada satir penghalang. Kinerja otak manusia aktif 100 persen.

Tuhan lah yang mengaktifkan otak Adam. Ia hanya ingin ngecek seberapa hebat ciptaannya. Ternyata sangat luar biasa menurut penglihatan manusia saat ini. Rata-rata manusia saat ini, ya, seperti Anda yang sedang membaca cerita pendek ini, hanya memfungsikan otaknya 10 persen. Seperti kain hitam yang ditaburi cahaya, Adam menyerap segala bentuk informasi di alam jagad. Bukan Cuma mengetahui tapi juga paham terhadap fungsi-fungsinya.

Senja telah tiba. Seluruh alam meredup, bukan karena cahaya telah ditarik kembali oleh Tuhan, melainkan begitulah keadaannya. Hari pertama hari perkenalan.

Fajar mulai terbit. Seluruh mahluk memulai hidupnya, kecuali malam yang mulai mengahiri petangnya. Di waktu subuh, semua ciptaan mengeluarkan segala suara untuk memuji Sang Pencipta. Ayam berkokok pertanda paruhnya telah siap mematok makan. Pohon yang tidur semalaman mulai bangun dan menggerakkan ranting-rantingnya, seperti perawan yang mengibaskan rambutnya. Adam menjawab sapaan pohon. Ingat, di hari pertama Adam telah mengerti segala bentuk percakapan, baik itu yang bisa bergerak atau tidak.

Hari kedua dicipta berselimut tanya. *akan dilanjutkan.

Jakarta, 1 Desember 2014 - Probolinggo 16 Desember 2014

Jelang Desember


November menyimpan kenangan
pada pohon-pohon dan gedung-gedung
pada kertas dan layar handphone
pada telinga anak-anak
pada mulut yang menjadi kecut

November menyimpan kenangan
pada nama yang selalu diingat
pada nama yang dirapal dalam doa
pada nama yang berujung ketidakpastian
pada nama yang musti dilupa

November menyimpan rindu
pada seorang yang memikirkan orang lain
pada seorang semanis madu
pada seorang yang dirundung masa lalu
pada seorang yang berhati batu

November menyimpan kematian
membunuh satu hati yang mendekat
membunuh satu rindu yang melekat
membunuh satu orang yang sekarat
membunuh satu jiwa yang keparat

November seharusnya
tidak pernah ada dalam tahun
tidak pernah menjadi harapan
tidak pernah mencipta kenangan
tidak pernah dimimpikan
Jakarta, 30 November 2014

Cerita Mimpi (lima)


"Gara-gara memimpikanmu, solat subuhku tidak sah." 
"Loh, kog bisa gitu?"
"Iyalah. Aku lupa mandi besar."
"Hahahaa"
"Kog bisa ya?"
"Hahahaa"
"Huh!"
"Hahahaa"

Diceritakan 271114.

Cerita Mimpi (empat)


"Kau hebat sekali dalam mimpiku. Aku kewalahan bertanding melawanmu." Cercahnya padaku tiba-tiba.
"Emangnya mimpi gimana?"
"Ya itu. Kita bertarung entah merebutkan apa."
"Trus..."
"Uda gitu aja."
"Sialan, mimpimu singkat sekali."
"Hehee"


Diceritakan pada 271114
Pemimpi: Humayni

Cerita Mimpi (tiga)


"Aku memimpikanmu tiga hari yang lalu." Katamu. Dan aku hanya tersenyum tak komentar. Memberi waktu agar kau melanjutkan.
"Saat itu kita jalan-jalan ke luar kota. Kita rombongan banyak orang. Sudah waktunya solat magrib. Kamar mandi masih antri temen-temen lainnya yang ambil wuduk. Kau masih membaca buku kecil berbahasa arab. Kutawarkan agar kau wuduk duluan. Kau menolak. Yah, biar yang lain dulu. Aku mau nyelesein bacaanku. Begitu jawabmu.
Temen-temen tidak benar-benar wuduk. Mereka masih ada yang guyon. Melihat itu semua, kau menghentikan bacaanmu dan memurkai mereka semua yang main-main. Murkamu di mimpiku adalah murkamu yang sangat. Semua jadi diam. Sebab kau seperti penghotbah yang melihat kemaksiatan paling menjijikkan. Menyuruh kami agar taat aturan pesantren dan agama. Kau seperti Nabi saja."
"Hahahaa" Aku tertawa.

Dan kau tiba-tiba saja bertanya, "Kau sedang rutin membaca apa?"
"Hahahaa" Tawaku semakin panjang dan lantang. 
"Kau selalu begitu. Menanggapi segala dengan senyum dan tawa" 
"Hahahaa" Tawaku semakin jadi.
Diceritakan pada 271114

Pemimpi: Wildan Rofi'i

Cerita Mimpi (dua)


"Mimpiku kacau sekali tadi malam. Ada lebih dari lima mimpi saling bertumpuk."
Memang begitu. Manusia akan selalu bermimpi lebih dari satu dalam semalam. Tapi setidaknya, ada satu mimpi yang paling bisa diingat. Begitu tanggapanku.
Dan kau melanjutkan.
"Kog begini ya mimpiku. Lantas apa yang akan kuceritakan nantinya. Ah, kukatakan baik saja nanti mimpinya."
Kau bilang begitu dalam mimpimu? Sadar bahwa kau dalam mimpi? Hahaa
"Hehee. Iya. Ya, begitulah"
Aku lebih suka jika mimpimu baik sekalian, atau buruk sekalian. Biar aku nulisnya jelas, gak tanggung begini. Mimpi lagi ya. Hehee.
"Hehehee. Beres bos"

Ditulis 281114

Pemimpi: Alfan Jamil

Cerita Mimpi (satu)


Temennya temenku cerita mimpinya padaku. Gini ceritanya:
"Aku kan solat isya agak malem ya. Habis itu aku wirid seperti biasa. Karna ngantuk, ya uda, aku tidur" aku tak menyela, kubiarkan ia melanjutkan ceritanya.
"Aku mimpi pacarku baikan lagi sama mantannya, tapi itu cuma di fesbuk. Eh, ini cuma mimpi aja kan? Gak ada efek kan?" 
Semua perkara punya dampak, bro. Tapi aku tak mengatakan itu padanya. Sebab ia bertanya untuk mengokohkan hubungannya. Kasian sekali temennya temenku ini. Dia sudah terperdaya wanita.
"Ya, tidak ada mimpi yang sejelas kenyataan. Maksudku itu belum tentu terjadi." Jawabku menenangkannya.
"Tapi aku tidur tiga kali malam itu."
" Maksudmu?" Tanyaku. Tak tahan aku diam terus.
"Setelah mimpi yang pertama, aku bangun untuk solat tahajjud dan tertidur lagi sambil berdikir."
Keren sekali temennya temenku ini. Seolah-olah hidupnya dipenuhi ibadah. Dia melanjutkan ceritanya.
"Tidur keduaku tak menghasilkan mimpi. Bangun pas adan subuh. Dan tertidur lagi sambil dikir setelah solat subuh."
Ah, walaupun sering dikir tapi tidurnya juga sering. Hahaa. Dia melanjutkan ceritanya.
"Dalam tidur ketigaku ini aku mimpi lagi. Pacarku bener-bener memilih mantannya. Dengan wajah tak bersalah ia berjalan berdampingan dengan mantannya di depanku. Kalau di mimpi pertama cuma di fesbuk. Mimpi keduaku malah dalam nyata dalam mimpi. Menurutmu gimana?"
Aku bukan ahli dalam menafsiri mimpi. Maka kukatakan padanya, "Begini, aku tak mau mengartikan mimpimu. Tapi yang jelas, di sini kau sedang terlalu sering memikirkannya dan tidak mau kehilangan dia kan?"
"Iya," dia menyela tanpa komando. Sialan, itu bukan pertanyaan tak perlu dijawab.
"Nah, saranku, cobalah kau komunikasikan lagi dengannya. Kau kroscek keadaan sebenernya gimana. Saran keduaku, kau itu orang baik, jangan jatuh hanya gara-gara satu wanita. Ingat! Rencana Allah selalu lebih indah ketimbang keinginan kita."
Temenya temenku ini diam menyimak dengan muka yang bersungut-sungut. Tak keluar lagi komentar dari mulutnya.
Sudahlah, tak usa dibaca lagi ceritanya telah usai. Salam cerita mimpi!
Dicatat tgl 281114.

Sebab Hidup Sederhana

Banyak kali ngetik sms yang kubuat untukmu. Tapi kuhapus lagi. Pada ahirnya kata-kata paling sederhana yang kukirimkan.

Ternyata pesan sederhana yang kukirimkan berupa kebodohan dan masalah. Apa boleh buat. Aku harus membuatmu tidak menyukaiku. Membenciku. Ya!

Bukannya aku tidak mencintaimu. Tapi kau terlalu sibuk dengan perasaanmu. Kau takkan sesibuk itu jika tidak memasukkanku dalam pikiranmu.

Pernah kubilang: mencintai tanpa memiliki itu adalah konsep terbodoh dalam mencintai. Kini kutau, tidak selamanya bodoh itu buruk. Ya, situasi yang klasikal.

Surabaya-Jakarta, 30 Nopember 2014

Senin, 24 November 2014

Menyerah Tapi Bukan Menyerah

•241114•
Menyerahkan segala perkara pada Allah bukan masalah kecil bagiku. Sebab Tuhanku tidak mungil. Ini sangat penting bagiku. Memang tidak pas aku memaksamu melakukannya. Tapi setidaknya, jangan sampai menyepelekan perkara penyerahan total pada Tuhan. Tuhanku Allah. Yeah, memang. Sebenarnya aku sekarang sedang belajar penyerahan. Sebab kata temenku di Lamongan, Tuhan sudah jarang dijumpai di hati manusia. Aku ingin merasakan sejuknya hati yang bersanding dengan Tuhan. Berbahagialah mereka yang hatinya selalu dengan Allah.
Mungkin inginku memang terlalu muluk bagi sebagian orang. Penyerahan total pada Tuhan. Heh! Manusia sok suci! Bah! Biarlah mereka berkata apa. Tapi yang jelas, yang menggenggam hati manusia itu adalah Tuhan. Sekuat apa usaha dan keinginan manusia tidak akan mempan melawan takdir Tuhan. Demi Allah tidak akan mampu.
Memang benar manusia punya kuasa. Diberi akal agar difungsikan untuk berfikir. Ada daya yang bisa menuntun pada pilihan-pilihan. Membuat terobosan aplikatif. Keberhasilan sesungguhnya adalah berupa usaha maksimal untuk mendapatkan tujuan. Tujuan yang tercapai hanya buah daripada usaha.
Seperti saat solat. Mau bicara solat yang diterima dan cocok di sisi Allah. Heh! Jangan mimpi! Jujur aku belum tau seperti apa rasanya solat dengan husyuk. Walau susahnya minta ampun, kita orang muslim masih saja solat. Proses itulah yang dinilai. Insyaallah begitu. Semoga begitu.
Sekali lagi, jangan sampai menyepelekan kuasa Tuhan dalam tiap langkah kita. Apalagi perkara masa depan. Solat istihorohlah! Di sana Allah akan membocorkan sedikit gambaran akan masa depan. Jangan memaksa dalang. Sebab jika itu dilakukan kau akan terbuang. Serahkan pada Allah, Ia akan menuntun kita pada kebaikan kita sendiri. Semoga kebersamaan kita adalah kebaikan yang diridoi Allah. Amin.

Minggu, 23 November 2014

Sebab Lalai

: 23 11 14 :
sudah lama sekali hatiku terpasung pada wanita. hampir satu tahun. aku jadi takut. kata temanku di semarang dulu, sekarang banyak sekali lelaki yang menuhankan wanita, diperbudak wanita. sepertinya aku termasuk salah satunya. sampai-sampai tidak mau kehilangan dia. tapi ya Allah aku benar-benar menginginkannya. maafkanlah ya Allah, sebab engkaulah sang mahamaaf.

kemaren karena kecapean aku lalai tidak solat duhur. pulang sekolah jam satu siang. aku istirahat di kamar. tidur. aku sudah ragu akan bisa bangun sebelum asar. untuk mengantisipasi, kuubah alarm jamku pukul setengah dua siang. sialnya aku bangun jam tiga. bangun pas mendengar adan asar.
  
sepertinya tidak solat pada waktunya termasuk dari menyalakan sumbu masalah manusia. sebab setelah itu semuaku masalah jadi teringat. masalah perempuan yang selalu kuharapkan. mbaknya yang pernah kutanyai menjawab takkan memberikan adiknya. katanya bisa mengganggu kuliahnya. bayangan prediksi keluargaku masa depan yang katanya akan jadi rumit dan ribet, bahkan berakibat fatal mengkristal jadi perceraian. pihak keluargaku yang masih mengambang saat kuceritakan tentang pilihanku. masalah es duaku yang belum juga kumulai. pengambilan ijazah es satuku juga tak kulirik. laporan pengabdian belum kugarap sama sekali.dan masalah bagaimana mengantar anak-anak asrama menjadi santri yang soleh.

bangun tidur aku jadi kacau sebab masalah semuanya jadi teringat. untung masih ada temanku yang mau mendengar keluhku, ebi dan edi. dua orang ini menguatkanku. memotifasiku. terimakasih kawan, kalian memang teman yang baik. kalian mendukung rencana-rencanaku. bukan sekadar mendukung, tapi juga memberikan solusi-solusi. ebi memberi masukan bagaimana kita selayaknya. jangan terlalu mengatur orang lain untuk baik, tuntunlah diri sendiri menjadi baik, niscaya Allah akan memberikan yang layak. sebab Allah mahamelihat. dan edi memberiku banyak sekali makanan dan satu minuman segar. kita ngobrol tentang segalanya.
  
untungnya, pagi kemaren aku ngaji hikam di musolla pada pengasuh, k.h. moh. zuhri. kiaiku yang paling kuta'dimi. yang selalu akan kujadikan pedoman setelah orangtuaku. bahwasanya tujuan manusia sebenarnya di muka bumi ini adalah taqorrub ilallah (mendekat pada Allah). sedang tujuan setan adalah membuat manusia lupa akan tujuannya. cara terbaik melawan itu dengan cara menyerahkan segala perkara pada Allah. jika ada masalah haturkan pada Allah, maka Ia akan membimbing kita pada jalan keluar yang baik. caranya bisa dengan solat istihoroh.
  
tapi jika kita mengusahakan segala hal dengan kemampuan diri sendiri, niscaya Allah akan mengabaikan kita. bahwa manusia semacam itu adalah manusia yang sombong, yang sudah mengaku dirinya pasti bisa tanpa adanya kekuatan Tuhan.

padahal manusia tidak punya daya dan kekuatan dalam melakukan sesuatu. la haula wa la quwwata illa billahil'aliyyil'adim. jika sudah jelas demikian, mengapa kita masih memaksakan kehendak diri? segala keinginan harus terpenuhi? Tuhan pun dituntut untuk mengabulkan? semoga saja aku tidak termasuk dari manusia pemaksa. jika keinginan tidak nyata, lepaskan, relakan. sebab rencana Allah adalah sebaik-baiknya rencana. jadilah do'a kita begini: ya Allah, jadikanlah pilihanku baik bagiku. tetapi jika tidak, gantilah dengan yang pantas dan baik bagiku. amin. do'a seperti ini menunjukkan kepasrahan mutlak. semoga dan semoga. amin

kalian yang masuk dalam catatan ini, jangan diambil hati. ini hanya catatanku, tidak untuk disukai apalagi dikomentari.